Percaya - Yang Kutahu Tentang Cinta | #bookreview6

Diego Christian - Percaya


Judul : Percaya
Penulis : Diego Christian
Penerbit : GagasMedia
Tahun Terbit : 2012
Ketebalan : viii+232 hlm
ISBN : 979-780-567-0


Semua orang punya cara tersendiri untuk melindungi orang yang disayanginya. Aku merasa harus mengerti hidupmu dari segala hal yang mungkin bisa membuatmu terluka. Seperti berada di akuarium bening, semua terlihat sempurna dan sederhana untukmu. Memang begitulah inginku: kau berbahagia, merasa memiliki dunia dalam genggamanmu.

Tapi sekarang kau meminta aku jujur. Kau bilang, aku mengkhianati perasaanmu. Kau juga bilang, semua yang kulakukan selama ini menghancurkan hubungan kita. Dinding kaca itu pun hancur berkeping-keping, menyisakan beling yang melukai kaki kita. Tak ada lagi yang tersisa, kecuali bibirmu yang gemetar saat berusaha terlihat tegas di hadapanku.

Aku ingin menangis, tetapi air mataku menolak keluar. Bagaimana caraku mengatakan yang sebenarnya? Bagaimana caraku membuatmu percaya: justru karena menyayangimu teramat sangat, aku harus berbohong padamu?

                                        • • •

Novel yang menarik. Jika membaca sampul belakang buku ini, mungkin sebagian besar dari kita akan berpikir bahwa ini novel yang akan menceritakan kisah cinta teramat dalam antara dua orang sejoli muda. Aku pun demikian.

Tapi ternyata aku salah mengerti. Ini justru kisah tentang cinta teramat besar dari seorang ayah ke anaknya. Sebuah perasaan cinta yang tidak bertepi.

Ketika membaca buku ini, aku senantiasa terbayang pada sosok yang jadi ayah bagi diriku. Sosok ayah yang selama ini sudah hilang. Membaca buku ini bagai merefleksikan kembali masa-masa di mana seorang ayah masih jadi bagian terpenting dalam hari-hariku. Diego berhasil.

Ceritanya yang sederhana, dibalut dengan kalimat-kalimat, pun konflik yang juga sederhana, membuat novel ini tidak pelik, justru begitu ringan. Kita tidak perlu berpikir keras untuk mengerti. Pemahaman yang baik itu akan datang dengan sendirinya.

Meski begitu, aku kurang suka cara penuturannya. Kurang mengalir dan masih terkesan kaku. Sesekali waktu, aku bahkan suka bertanya-tanya untuk apa bagian yang ini harus ada? Untuk apa bagian yang ini harus dituliskan? Padahal tidak terlampau berpengaruh pada cerita yang disampaikan. Apakah karena memang Diego seorang penulis baru? Entahlah.. Aku tak yakin.

Tapi, setiap penulis memang selalu punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing, bukan? Kembali lagi, memang tidak ada yang benar-benar sempurna.

Terima kasih, Diego, aku banyak belajar dari buku ini. Teruslah menulis!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

FUNGSI RIBBON PADA MICROSOFT WORD

Mencari Kawan ke Pulau Pepaya (Pepaya Island, Part 1)