Mencari Kawan ke Pulau Pepaya (Pepaya Island, Part 1)

 


Memang benar, selalu ada waktu yang tepat untuk bertemu orang-orang tepat. 

Beberapa waktu kemarin, saya memang sedang tidak baik-baik saja dan ingin melakukan perjalanan jauh-jauh. Lalu saya menghubungi beberapa kawan pejalan, dan akhirnya direspons positif oleh salah satu kawan.

Tapi pada akhirnya saya juga yang membatalkan "jalan-jalan jauh" itu, karena mempertimbangkan biaya yang tidak sedikit.

Akhirnya, saya merencanakan hal lain bersama kawan pejalan saya yang akrab saya sapa Kak Upik. "Pergi menyusuri pulau-pulau yang ada di Gorontalo saja kalau begitu!" Pikir saya, yang kemudian saya utarakan padanya. Dan ya, akhirnya itulah yang kami lakukan. Sebagai langkah awal, kami berencana ke Pulau Pepaya. 

Awalnya, persiapan perjalanan ini cukup menguras tenaga. Bagaimana tidak? Perjalanan yang awalnya akan dilakukan 23 November kemarin, terpaksa harus batal. Banyak sekali halangannya, mulai dari kawan lain yang tidak jadi ikut serta; wacana perpindahan rute ke Pulau Dudepo; harus menunggu lama untuk orang yang katanya mau ikut tapi akhirnya membatalkan sepihak juga; hingga hujan deras yang ternyata awet sampai malam. Saya gelisah sekali.

"Batal rencana kita?" Tanya saya waktu itu ke Kak Upik. Dia cuma cengengesan di kolom pesan, dan bilang kalau perjalanan ini bisa dilanjutkan. Kami lalu memutuskan untuk menundanya esok hari, dan semalaman itu, kami "gila" menghubungi setiap warga Gorontalo untuk diajak ke sana. 

Saya hubungi setiap kawan yang saya pikir berpotensi, tidak ada yang bisa. Bahkan saking putus asanya, saya sampai mengunggah status berisikan "pencarian orang yang mau ke Pulau Pepaya bareng", di akun media sosial saya. Pertama kali saya melakukan itu seumur hidup. 

Saat itu, saya lantas berpikir, "Ke mana semua kawan-kawan saya yang bejibun itu ketika saya butuhkan?" Haha. Memang kehidupan ini lucu sekali. Saya mengadu ke Kak Upik, dan katanya, dia juga sedang berusaha mengajak kawan-kawannya. Baiklah. Saya mulai pasrah.

Hingga akhirnya di saat-saat terakhir, ketika mata saya sayu mulai menutup, sebuah pesan masuk di instagram saya, dari kawan lama. Ia mengomentari status saya sebelumnya, dan mengutarakan keinginannya untuk ikut serta. Tidak terkira kelegaan saya saat itu. Saya langsung menjelaskan semuanya, bagaimana keberangkatan esok, apa yang harus dia persiapkan, dan segala macam tetek-bengek lain. 

Setelah itu, saya tidur dengan perasaan bahagia, tak sabar berkelana esok.

• • •

Terbangun pukul 05.06. Saya langsung cek gawai. Kak Upik sudah menelepon beberapa kali, dan mengirimkan banyak sekali pesan. Saya balas seadanya, lalu saya cek pesan kawan saya yang semalam berniat untuk ikut.

"Maaf, saya belum jadi ikut." Kata pesan itu, diiringi emotikon sedih. Hh ... saya abaikan dan bergegas mandi. Apa yang akan terjadi hari ini, terjadilah. 

Sekitar tiga puluh menit kemudian, saya sudah siap. Kak Upik menelepon lagi, katanya ada empat orang perempuan yang ikut serta, mood saya kembali! Banyak teman baru di perjalanan kali ini. 

Singkat cerita, kami pun berlenggang ke arah Gorontalo Utara, menggunakan tiga motor. Perjalanan cukup panjang untuk sampai di pemberhentian terakhir, sebelum naik perahu ke pulau. Ada sekitar kurang lebih dua jam, kami melewati Isimu, Pontolo, Kwandang, Anggrek, hingga tiba di Kecamatan Monano, lokasi Pulau Pepaya. 

Tidak ada yang spesial sepanjang perjalanan. Jalan ini sudah sangat sering saya lalui. Jalur menuju ke Kecamatan Monano pun searah dengan Sumalata, lokasi Pulau Diyonumo yang sudah beberapa kali saya sambangi. Sepanjang perjalanan, saya hanya menikmati embus angin. 

Sekitar pukul 08.30 WITA, kami tiba di pemberhentian terakhir dan langsung mencari Om Herman, tukang perahu yang sudah kami hubungi sebelumnya lewat kawan kami yang penduduk sana. 

Tak lama, kami langsung menuju pulau kecil yang sejajar dengan Pulau Raja yang besar di sampingnya. Liburan kami sudah dimulai!


Bersambung ....

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

FUNGSI RIBBON PADA MICROSOFT WORD

Percaya - Yang Kutahu Tentang Cinta | #bookreview6