Mulianya Perempuan Dalam Islam | Islam Itu Indah
Assalamu’alaikum J
Haii lagii… Welcome to my 3rd blog J
Honestly guys, sudah dari beberapa hari lalu aku pengen banget nulis soal ini, tapi yah baru kesampaian sekarang karena banyak deadline tugas yang harus dikejar. Biasalah, kehidupan mahasiswa..
Anyway, sumber blog kali ini masih sama yaa, masih based on novelnya kang Abik. But, dengan pembahasan yang sedikit berbeda.
Mungkin sebelumnya teman-teman sudah pernah mendengar tentang opini orang barat non muslim yang mengatakan bahwa islam menyuruh seorang suami memukuli istrinya, dan katanya suruhan itu terdapat dalam Al-Qur’an. Dengan begitu mereka menganggap islam tidak beradab dan sangat menghina kaum perempuan. Yups, opini yang sangat mendiskreditkan ini memang sudah sangat lumrah bagi kebanyak kalangan barat non muslim. Dan karena ketidakmengertian akan ajaran islam yang sesungguhnya, banyak masyarakat awam di barat yang menelan mentah-mentah opini ini. So, bagaimana cara kita sebagai umat muslim Indonesia untuk menyikapi hal ini? Bagaimana cara kita menjawab jika saja sekali waktu ada orang barat non muslim yang bertanya tentang hal ini kepada kita secara gamblang?
Berikut aku bakalan menjabarkan beberapa hal yang harus banget kita tahu untuk jadi senjata kita di kemudian hari ketika mendapat pertanyaan-pertanyaan seperti ini.
Sungguh, tidak benar ajaran islam menyuruh melakukan tindakan tidak beradab itu. Rasulullah SAW daalam sebuah hadisnya bersabda, ‘La tadhribu imaallah!’ yang maknanya, “Jangan kalian pukuli kaum perempuan!” (HR. Abu Daud, Nasai, dan Ibnu Majah). Dalam hadis yang lain beliau menjelaskan bahwa sebaik-baik lelaki atau suami adalah yang berbuat baik pada istrinya (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban). Memang, di dalam Al-Qur’an ada sebuah ayat yang membolehkan seorang suami memukul istrinya. Tapi harus diperhatikan dengan baik untuk istri macam apa? Dalam situasi seperti apa? Tujuannya untuk apa? Dan cara memukulnya bagaimana? Ayat itu ada di dalam surat An-Nisa ayat 34, yang artinya :
“Sebab itu, maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu kuatirkan nuzyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.”
Jadi dari ayat ini kita bisa lihat bahwa seorang suami diperbolehkan memukul istrinya ketika terlihat tanda-tanda nuzyuz.
Nuzyuz adalah tindakan atau perilaku seorang istri yang tidak bersahabat kepada suaminya. Artinya istri yang nuzyuz adalah istri yang tidak lagi menghormati, mencintai, menjaga, dan memuliakan suaminya. Istri yang tidak lagi komitmen pada ikatan suci pernihakan. Maka, jika seorang suami melihat ada gejala istrinya hendak nuzyuz, hendak menodai ikatan suci pernikahan, maka Al-Qur’an memberikan tuntunan bagaimana seorang suami harus bersikap untuk mengembalikan istrinya ke jalan yang benar, demi menyelamatkan keutuhan rumah tangganya.
Tuntunan ini bisa kita lihat di dalam surat An-Nisa ayat 34 tadi. Di situ Al-Qur’an memberikan tuntunan melalui tiga tahapan.
Tahapan pertama, menasehati istri dengan baik-baik, dengan kata-kata yang bijaksana, kata-kata yang menyentuh hatinya sehingga dia bisa segera kembali ke jalan yang lurus. Sama sekali tidak diperkenankan mencela istri dengan kata-kata kasar. Baginda Nabi melarang hal itu, karena kata-kata kasar lebih menyakitkan daripada tusukan pedang.
Jika dengan nasihat tidak juga mempan, Al-Qur’an memberikan jalan kedua, yaitu pisah tempat tidur dengan istri. Hal ini bertujuan agar istri yang mulai nuzyuz itu bisa merasa dan instrospeksi diri. Jika seorang istri benar-benar mencintai suaminya, pastilah dia akan sangat merasa dan seakan mendapat teguran jika sang suami tidak mau tidur dengannya. Maka dengan teguran ini, diharapkan agar istri bisa kembali solehah dan rumah tangga tetap utuh harmonis.
Namun jika ternyata sang istri memang bebal, nuraninya telah tertutupi hawa nafsunya, hingga ia tidak mau juga berubah setelah diingatkan dengan dua cara tersebut, barulah menggunakan cara ketiga, yaitu memukul.
Memukul disini bukan seperti apa yang kita bayangkan. Inilah yang sering tidak dipahami oleh orang banyak, yaitu bagaimana cara memukul yang dikehendaki Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an, seorang suami tidak boleh sembarang memukul kecuali dengan beberapa syarat :
Pertama, telah menggunakan dua cara sebelumnya namun tidak mempan. Sangat tidak dibenarkan jika langsung main pukul sebelum mencoba dua cara sebelumnya. Tidak boleh istri salah sedikit langsung main pukul. Ini jauh dari islam dan tuntunan Al-Qur’an, dan islam tidak bertanggungjawab atas tindakan kezaliman seperti itu.
Kedua, tidak boleh memukul wajah. Sebab wajah adalah segalanya bagi manusia. Rasulullah melarang memukul wajah.
Ketiga, tidak boleh menyakitkan (ghairu mubrah). Para ahli ulama fikih dan ulama tafsir menjelaskan kriteria ghairu mubrah atau tidak menyakitkan adalah tidak sampai meninggalkan bekas, tidak sampai membuat tulang retak, dan tidak dibagian tubuh yang berbahaya jika kena pukulan.
Maka teman-teman sekalian, dengan menghayati benar-benar kandungan ayat suci Al-Qur’an itu, serta makna hadis-hadis Rasulullah, akan jelas sekali seperti apa sebenarnya ajaran islam. Apakah seperti yang dituduhkan dan diopinikan di Barat yang menghinakan perempuan? Apakah tuntunan mulia seperti itu, yang bertujuan menyelamatkan bahtera rumah tangga karena ada gejala istri hendak nuzyuz, tidak lagi bersahabat kepada suaminya, hendak menodai ikatan suci pernikahan dianggap tidak beradab?
Kapan seorang suami diperbolehkan memukul? Pada istri macam apa? Syarat memukulnya apa saja? Tujuannya apa? Itu semua haruslah diperhatikan dengan seksama.
Sungguh, memukul seorang istri jahat tak tahu diri dengan pukulan yang tidak menyakitkan agar dia sadar kembali demi keutuhan rumah tangga, adalah tindakan yang jauh lebih mulia daripada membiarkan istri berbuat seenak nafsunya dan menghancurkan rumah tangga.
Yups, inilah ajaran islam dalam menyikapi seorang istri yang berperilaku tidak terpuji. Islam sangat memuliakan perempuan, bahkan di telapak kaki ibulah surga anak lelaki. Dan hanya seorang lelaki mulia yang memuliakan wanita. Demikian islam mengajarkan.
So, sungguh aneh media Barat banyak mengopinikan hal-hal negative tentang perlakuan islam terhadap perempuan ketika justru mereka yang banyak melakukan hal demikian, bahkan lebih tidak manusiawi. Di Inggris, beberapa abad yang lalu bahkan istri tidak hanya boleh dipukul, tapi juga boleh dijual dengan harga beberapa poundsterling saja.
Contoh lain, ada seorang perdana menteri Jepang yang mengatakan bahwa cara terbaik memperlakukan wanita adalah dengan menamparnya. Bahkan dengan bangga perdana menteri itu mengaku sering menampar istri dan anak perempuannya.
Naudzubillahi min zalik. Aku yakin teman-teman bisa mengambil kesimpulan yang baik dari apa yang telah aku jabarkan di atas.
Semoga ini kemudian bisa membuka cakrawala berfikir kita tentang islam yang pada dasarnya sangat memuliakan perempuan.
Terimakasih. Wassallam…
Sumber : El Shirazy, Habiburrahman. 2005. Ayat-ayat Cinta. Jakarta: Penerbit Republika.
El Shirazy, Habiburrahman. 2005. Ayat-ayat Cinta. Semarang: Pesantren Basmala Indonesia.
Comments
Post a Comment