KM 4 | #bookreview32

 


Judul: KM 4, Kamu Akhir Dari Perjalananku

Penulis: Airenissa_

Penerbit: Pena Pedia

Tahun terbit: 2020

Ketebalan: 232 halaman

ISBN: 978-623-94005-5-2


Dan di sinilah semestinya aku berada. Tempat aku akan menemui takdir baikku. Ia menuntunku untuk datang menjemput kembali seseorang yang telah Ia siapkan khusus untukku.

Ia membawaku pulang kepada pemilik cinta yang sebenarnya. Pemilik cinta yang tidak akan lagi sekadar memberi rindu dan menitipkan sakit hati. Pemilik cinta yang akan menghapus rasa kecewaku, yang tidak akan lagi mengucapkan kata selamat tinggal.


Dia. Lelaki yang akan menghapus lukaku..

Dukaku.

Juga dahagaku.

Dia akhir dari perjalananku.

...

Ada perasaan yang beda ketika kita membaca buku yang ditulis oleh kawan karib kita sendiri. Seakan kita sedang dalam obrolan yang panjang dan hangat dengannya, sambil sesekali menimpali.

Ketika saya mulai membaca buku ini, saya seakan sedang mendengar sahabat saya, @viryanisa mencurahkan segala isi hatinya (seperti biasa), tentang kehidupan asmaranya, dengan gayanya yang khas dan cerewet itu tentunya. 

Jujur, meskipun saya tahu cerita di dalam buku ini adalah fiksi, tapi ceritanya terasa dia banget. Sejak lembar awal, saya sudah curiga: Pasti ini kisah romansa yang ke mana-mana, yang awalnya sama sekali belum jelas dan tidak ada petunjuk, yang lalu pada akhirnya akan ditutup dengan penemuan sempurna dari takdir cinta itu sendiri. Serius. Saya bisa menebaknya bukan karena ini cerita yang mainstream, tapi karena saya sahabatan dengan penulisnya. Haha. 

Sejauh saya membaca, saya cukup terhanyut di dalamnya. Meskipun begitu, harus saya akui bahwa sebagai pembaca, saya merasa ceritanya masih kurang padat dan perlu lebih mengalir lagi. Di sana-sini masih ada plot yang tiba-tiba lompat, sehingga sekonyong-konyong bisa membuat pembaca kaget dan kehilangan pijakan saat sedang enak-enaknya membaca.

Ada juga beberapa bagian yang terkesan terlalu memaksakan. Memaksa harus ada pembelajaran baik yang seakan-akan tersirat tapi nyatanya terlalu terang-benderang; memaksakan kecocokan antara hal yang satu dengan yang lain; bahkan memaksakan satu paragraf "pengetahuan" masuk dalam satu plot, padahal justru memberi kesan terlalu menggurui.

Namun, di atas itu semua, buku ini sudah sangat luar biasa. Saya selalu bangga pada sahabat saya ini. Dia mampu menuangkan apa yang ada dalam imajinya, menjadi dalam bentuk rangkaian kalimat manis seperti dalam buku bersampul putih ini. 

Untuk sekelas manusia yang masih terus belajar, saya percaya bahwa segala kekurangannya yang saya lihat dari perspektif saya dan saya tuangkan di paragraf-paragraf sebelum ini, akan menjadi pembelajaran baginya, dan pendorong untuk menjadi penulis yang lebih baik lagi setelah ini.

Bangga sekali. Tetap menulis✨


Comments

Popular posts from this blog

FUNGSI RIBBON PADA MICROSOFT WORD

Mencari Kawan ke Pulau Pepaya (Pepaya Island, Part 1)

Percaya - Yang Kutahu Tentang Cinta | #bookreview6