Si Anak Cahaya | #bookreview36


Judul: Si Anak Cahaya

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Republika

Tahun terbit: 2018

ISBN: 978-602-5734-54-0

Ketebalan: 421 halaman

 

“Namau kau Nurmas, itu nama yang indah sekali. Nur itu cahaya, mas atau emas itu logam mulia yang berharga. Aku harap, suatu saat cahaya dan kemuliaan kau akan menyatu, berkilauan.”

Buku ini tentang Nurmas, Si Anak Cahaya yang memiliki petualangan masa kecil yang penuh keceriaan dan menakjubkan. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh Nurmas hingga penduduk seluruh kampung selalu mengingat kejadian yang membuatnya resmi dipanggil Si Anak Cahaya?

Dari puluhan buku Tere Liye, serial buku ini adalah mahkotanya.

Baca review buku lainnya: Crazy Rich Asians | #bookreview35

Sebagaimana buku-buku karya Tere Liye lainnya, buku ini pun sangat menakjubkan. Dan sebagaimana buku lainnya, aku seakan tidak bisa berhenti membaca buku ini hingga tiba di halaman akhir.

Magical. Begitu aku bisa menyebut cerita dalam buku ini. Aku sudah membaca Serial Anak-Anak Mamak karya Tere Liye lainnya, dan entah bagaimana, buku ini seperti menjadi penjelas mengapa Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia (di Serial Anak-Anak Mamak) bisa menjadi anak-anak yang begitu cemerlang dan mengagumkan. Buku ini adalah kuncinya.

Diawali oleh cerita tentang seleksi tentara yang dibuka di kampung-kampung waktu awal-awal kemerdekaan Indonesia, cerita ini kemudian dibalut dengan kisah menyenangkan ala anak-anak Sekolah Rakyat waktu itu (sekarang Sekolah Dasar).

Anak-anak kampung dengan pikiran yang begitu lugu, dan dengan cerita-ceritanya saat bermain di sungai, belajar di sekolah, membantu mamak bekerja di rumah, menjaga kebun, menyelesaikan PR sekolah, bermain dengan kerbau, berbelanja ke pasar, dan cerita keseharian lainnya yang sekilas biasa saja, namun penuh pembelajaran hidup yang baik.

Baca review buku lainnya: Kudasai | #bookreview34

Tak hanya itu, anak-anak ini juga melalui banyak hal menakjubkan yang tak disangka-sangka, seperti bertemu harimau, menyaksikan kerbau mengamuk, perjalanan panjang berpeluh untuk menyelamatkan orang-orang terkasih, hingga harus berhadapan dengan dukun yang galak tak ketulungan.

Oi, tapi jangan kira cerita di buku ini sesederhana itu. Ini bukan hanya cerita soal kehidupan di kampung yang biasa saja. Seperti yang kubilang sejak awal, sebagaimana buku-buku Tere Liye yang sudah-sudah, buku ini juga menakjubkan. Bungkusannya saja yang sederhana. Di balik itu, Tere Liye menyimpan banyak sekali “pukulan telak”.

Terlepas dari cerita-cerita sederhana tadi, bagian yang paling edan dari buku ini adalah: cerita pemberontakan kelompok komunis awal-awal kemerdekaan Indonesia. Ya. Sudah kubilang buku ini tidak sesederhana yang terlihat. Dari kisah-kisah anak kampung yang sederhana tadi, terselip-selip cerita soal pemberontakan komunis yang membabi-buta, soal revolusi yang terus dikumandangkan oleh kelompok ini, dan bagaimana mereka mempengaruhi banyak orang.

 Baca review buku lainnya: Protes | #bookreview31

Buku yang baik sekali. Kita akan belajar banyak hal. Tentang menjadi anak yang baik, menjadi orang tua yang baik, menjadi kawan yang baik, menjadi tetangga yang baik, menjadi warga negara yang baik, dan menjadi manusia yang baik. Sangat direkomendasikan!

Comments

Popular posts from this blog

FUNGSI RIBBON PADA MICROSOFT WORD

Mencari Kawan ke Pulau Pepaya (Pepaya Island, Part 1)

Percaya - Yang Kutahu Tentang Cinta | #bookreview6