Kudasai | #bookreview34
Judul: Kudasai
Penulis: Brian Khrisna
Penerbit: Mediakita
Tahun terbit: 2019
ISBN: 978-979-794-597-8
Ketebalan: 448 halaman
Akibat tindakan bodohnya, Chaka terpaksa menikahi Twindy, seorang alpha female luar biasa yang memimpin sebuah firma arsitek terkemuka. Chaka yang seumur hidupnya hanya memiliki dua keahlian, yaitu bernapas dan memasak, mau tidak mau harus menjalani kehidupan pernikahan yang layaknya sedang menjalani tutorial siksa kubur.
Baca review buku lainnya: 5 cm. Aku, Kamu; Samudera, dan Bintang-Bintang | #bookreview33
Selama dua tahun pernikahan, Chaka tidak pernah sekali pun berani melawan Twindy yang galak banget kayak istri mudanya Firaun. Meskipun begitu, Chaka selalu menyayangi Twindy yang menjadi tulang punggung utama di rumah. Chaka sendiri lebih banyak mengurusi pekerjaan sehari-hari, seperti memasak, mencuci piring, membersihkan WC, dan mengelola kafe. Semua barang di rumah dan kafe juga adalah milik Twindy, sedangkan barang yang Chaka beli dengan uangnya sendiri hanya sikat gigi dan remote TV.
Seolah-olah kehidupan penuh tangis dan tawa itu belum cukup, Chaka tidak sengaja bertemu mantan pacar yang dulu ditinggalkannya untuk menikah dengan Twindy. Segala hal yang belum selesai di antara mereka pun membawa Chaka ke pusaran yang meskipun Ia sekuat tenaga berenang menjauh, tetapi Ia justru semakin terseret mendekat.
Baca review buku lainnya: Protes | #bookreview31
Apakah Chaka harus membiarkan dirinya terseret dan tenggelam bersama masa lalunya, atau meraih uluran tangan Twindy yang ternyata sedang mengandung anaknya?
***
Agak membosankan di awal, buku ini ternyata punya ledakan di setiap bab. Kehidupan tentang hubungan pernikahan yang tidak pernah harmonis, perempuan galak yang tidak ada manis-manisnya, laki-laki yang hanya punya satu keahlian seumur hidupnya namun begitu pandai dalam menyayangi dan memperlakukan perempuannya bak ratu, dan tentang perempuan yang terus menunggu meski dalam tahun-tahun terberatnya menghadapi hidup.
Baca review buku lainnya: Jejak Langkah | #bookreview2
Novel ini mengajaran bahwa cinta tidak selamanya harus tentang membeli buket bunga mewah elegan, bahwa kasih sayang tidak hanya bisa ditunjukkan dengan kalimat-kalimat manis bak rayuan gombal, dan bahwa cinta sejati itu ada meski tidak selamanya akan berujung manis.
Chaka, si tokoh utama dengan segala leluconnya, mampu memberi pemahaman baik di setiap tindakan dan kalimat yang Ia lontarkan. Di sudut-sudut bab, kita akan menemukan pembelajaran-pembelajaran baik tentang bagaimana cara memperlakukan manusia lain dengan baik, bagaimana hubungan kesalingan dalam hubungan pernikahan, bahkan isu yang kini mulai banyak dibahas: child free pun sempat beberapa kali tersentil dalam buku bersampul ungu ini.
Atau baca cerita perjalanan di blog saya: Menekuri Keadaan Diri di Tengah Forum LK2 | #Journey2021-6
Soal alpha female juga sangat mencuat dalam baris-barisnya, dan merujuk pada bahasan-bahasan bahwa urusan rumah tangga tidak selamanya milik perempuan, bahwa bukan hanya laki-laki yang bisa menjadi pencari nafkah dalam keluarga, bahwa memasak tidak berjenis kelamin perempuan, dan bahwa baik perempuan maupun laki-laki punya tanggung jawab mengurus kehidupan pernikahannya baik di urusan domestik maupun publik.
Aku tidak tahu harus bagaimana mendeskripsikan. Buku ini renyah sekali, santai karena banyak lelucon, penuh ledakan di sana-sini, manis dibaca, dan semakin kita menelusuri lembaran-lembarannya, semakin kita tahu bahwa buku ini sangat adiktif, hingga ingin membacanya terus hingga selesai.
Cerita perjalanan lainnya: Motoran 7 Jam, Jakarta--Bandung | #Journey2021-12
Sangat direkomendasikan, karena terlepas dari itu semua, buku ini sagat tidak tertebak!
Comments
Post a Comment