Sebuah Jawaban Kegelisahan Perempuan Atas Tubuh | #bookreview44
Judul: Sebelum Perempuan Bercinta
Penulis: Dea Safira
Penerbit: Ea Books
Tahun terbit: 2021
Ketebalan: 165 halaman
ISBN: 978-623-94979-6-5
Sejak kecil, sistem pengetahuan dan norma masyarakat menjauhkan perempuan dari tubuhnya, membuatnya merasa asing bahkan tak jarang membenci tubuh sendiri. Kamu harus menjaga kesucian, tubuh kamu milik suamimu kelak, perempuan enggak boleh ngomong jorok--dan sederet ucapan lain yang menghambat upaya mengenal tubuh.
Baca juga: Sebab Kita Semua Gila Seks | #bookreview38
Buku ini merupakan jawaban kecil dari beberapa kegelisahan perempuan muda atas tubuh mereka, yang bingung kenapa bagian tertentu dapat merasakan kedutan, atau mengapa vaginanya mengeluarkan cairan ketika terstimulasi. Kesannya memang remeh, tetapi pertanyaan-pertanyaan demikian turut menghantui perempuan dan membuat mereka gelisah akan diri sendiri.
Dea Safira menguraikan gagasan seputar cara mengenali tubuh dan mengetahui apa yang benar-benar kita inginkan, hingga akhirnya kita dapat berdaya atas tubuh sendiri.
…
Banyak perempuan yang dibesarkan dengan budaya-budaya patriarki, sehingga tak jarang pemikiran perempuan terbendung dan terkonstruksi bahwa pemilik tubuhnya adalah laki-laki yang kelak akan jadi suaminya. Bahkan sebelum menikah, tubuh perempuan dianggap sebagai milik orang tuanya. Sebuah konsep yang memelihara budaya kekerasan terhadap perempuan.
Baca juga: Muslimah yang Diperdebatkan | #bookreview42
Barangkali kita sering membaca dan menyaksikan berita tentang seorang ayah yang tega memerkosa anak kandungnya, hal itu karena dia berpikir tubuh anaknya adalah miliknya. Ada pula suami yang “memerkosa” istrinya. Semua itu terjadi karena para laki-laki ini merasa punya hak atas tubuh perempuan seutuhnya.
Sedihnya, ketika kekerasan seksual terjadi, sering perempuan tidak tahu harus bertindak seperti apa. Perempuan bahkan tidak tahu apakah dirinya punya hak untuk menolak pendekatan seksual atau tidak, dia tidak tahu apakah dirinya harus diam atau melawan. Hal ini karena banyak perempuan yang belum paham batas-batas ruang pribadinya. Selain itu, kebanyakan perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual ini juga masih berada dalam lingkungan patriarki yang justru kerap menyalahkan korban ‘blame victim’.
Baca juga: Perempuan dan Kehidupan yang Menyesakkan | Kim Ji-yeong #bookreview28
Buku ini akan membantu para perempuan mengenal diri dan tubuhnya. Akan membuat perempuan berdaya dan menentukan sendiri apa yang tepat bagi dirinya. Buku ini akan mengajarkan: segala keputusan yang diambil oleh seorang perempuan adalah benar dan tak perlu dihakimi, asalkan keputusan itu diambil secara sadar, tanpa tendensi dari siapa pun, dari laki-laki mana pun.
Comments
Post a Comment